Tugas blog mengkaji journal

 A.WEB SEBAGAI MEDIA INFORMASI

 

Teks tersebut membahas tentang pentingnya web sebagai media informasi dan komunikasi di era digital saat ini. Web memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kepada berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Melalui web, pengguna dapat mengakses informasi, berbelanja, dan berbagi data dengan mudah.

 

Selain itu, teks tersebut juga menjelaskan mengenai kontribusi Desain Komunikasi Visual dalam pembuatan dan pengembangan web. Desain Komunikasi Visual merupakan disiplin ilmu yang bertujuan untuk menyampaikan pesan secara visual melalui media, termasuk web. Desainer web harus memperhatikan tata letak, pewarnaan, bentuk, tipografi, serta elemen-elemen grafis lainnya agar dapat menciptakan pengalaman pengguna yang baik.

 

Selanjutnya, teks membahas mengenai visi dan misi Jurusan Desain Komunikasi Visual UNDIKSHA, yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu Desain Komunikasi Visual dan menghasilkan tenaga profesional di bidang tersebut.

 

Teks tersebut juga menyebutkan mengenai beberapa bidang kerja dan peran Desain Komunikasi Visual dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pembuatan halaman web, desain grafis, fotografi, animasi komputer, dan lain-lain.

 

Penelitian yang dijelaskan dalam teks bertujuan untuk merancang media promosi Jurusan Desain Komunikasi Visual UNDIKSHA berbasis web, serta untuk mengevaluasi respons mahasiswa terhadap implementasi media promosi tersebut.

 

Secara keseluruhan, teks memberikan gambaran tentang pentingnya web dalam menyebarkan informasi, peran Desain Komunikasi Visual dalam pengembangan web, serta tujuan dan metode penelitian yang dilakukan untuk merancang dan mengevaluasi media promosi berbasis web.

 

Sebelum mendesain tampilan web Jurusan Desain Komunikasi Visual UNDIKSHA, tim peneliti melakukan evaluasi konteks dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

 

1. Tujuan Web: Web Jurusan DKV UNDIKSHA bertujuan untuk memberikan informasi dan komunikasi kepada masyarakat umum dan mahasiswa khususnya, serta untuk mempromosikan program DIII Jurusan DKV UNDIKSHA.

 

2. Referensi Karya Web: Tim peneliti melihat referensi karya web dari enam universitas di Indonesia, terutama Jurusan Desain Komunikasi Visual, untuk memahami tren visual yang umum digunakan dalam desain web.

 

3. Menu Utama:Menu utama yang ditentukan meliputi profil, staf, berita, prestasi, digilib, feedback, dan hubungi kami. Setiap menu ini memiliki sub-menu yang menjelaskan informasi lebih lanjut.

 

4. Menu Pendukung: Menu pendukung mencakup menu ke HMJ, Facebook, dan Youtube DKV UNDIKSHA, serta kotak pencarian untuk memudahkan pengguna mencari informasi.

 

5. Menu Web Terkait: Menu terkait mencakup tautan ke berbagai hal terkait universitas, seperti Undiksha, Perpustakaan, e-Learning, e-Journal, lembaga penelitian, dan lain-lain.

 

6. Menu Tautan Luar: Menu ini berisi tautan ke situs-situs eksternal yang relevan, seperti situs beasiswa, info lomba, dan kementerian terkait.

 

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, tim peneliti dapat merancang tampilan web Jurusan DKV UNDIKSHA yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengguna. Evaluasi konteks ini membantu dalam menyusun struktur dan isi web yang informatif dan mudah diakses oleh pengguna

 

Evaluasi masukan terhadap desain web Jurusan Desain Komunikasi Visual UNDIKSHA dilakukan dengan mempertimbangkan aturan menggunakan teori desain web sebagai berikut:

 

1. Situs dan Nama Domain:Alamat web Jurusan DKV UNDIKSHA adalah http://dkv.undiksha.ac.id/, sesuai dengan tujuan untuk mempromosikan jurusan tersebut.

 

2. Tujuan Web:Web ini dibuat untuk mempromosikan Jurusan Desain Komunikasi Visual (DIII) UNDIKSHA, dengan tujuan utama untuk menarik minat calon mahasiswa baru.

 

3. Tata Letak (Layout): Layout yang dipilih adalah model top index, yang sederhana namun tetap elegan. Logo DKV UNDIKSHA ditempatkan di sebelah kiri, dengan animasi foto di bawah kotak menu utama.

 

4. Grafis Utama:Grafis utama untuk menonjolkan situs meliputi logo Jurusan DKV UNDIKSHA, logo HMJ DKV UNDIKSHA, logo Facebook, dan logo Youtube. Penggunaan warna dominan adalah hitam, abu-abu, putih, merah, dan biru.

 

5. Pewarnaan dan Tekstur: Penggunaan warna yang dominan dan tekstur yang baik sesuai dengan estetika sederhana dan elegan yang diinginkan.

 

6. Unsur-unsur Dasar Halaman:Unsur-unsur dasar halaman mencakup berbagai elemen grafis yang menarik dan fungsional, seperti garis horizontal, kotak pencarian, penanda panah, dan simbol kaca pencari.

 

7. Tipografi:Penggunaan jenis huruf serif dan sans-serif disesuaikan dengan kebutuhan desain dan estetika web.

 

8. Foto dan Grafis:Penggunaan foto dan grafis diterapkan secara selektif pada halaman-halaman utama web untuk meningkatkan daya tarik visual.

 

9. Formulir:Formulir untuk mendapatkan tanggapan pelanggan tersedia melalui menu feedback untuk umum, alumni, dan pengguna lulusan, serta melalui menu hubungi kami.

 

10. Uji Coba dan Perbaikan:Setelah desain web diuji coba, dilakukan perbaikan berdasarkan feedback dari ahli media, ahli isi, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.

 

11. Pendaftaran dan Iklan:Setelah dilakukan perbaikan, web siap untuk didaftarkan dan diiklankan ke masyarakat luas melalui platform seperti Facebook, Youtube, dan Google.

 

12. Pemeliharaan Situs:Setelah penelitian ini selesai, situs akan dipelihara dengan informasi terbaru untuk memastikan tetap relevan dan up-to-date.

 

 

 

 

 

B. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL DAN MEDIA PROMOSI PARALAYANG INDONESIA

 

Abstrak:

 

Olahraga paralayang, cabang olahraga terbang bebas, menawarkan pengalaman petualangan alam yang menarik dengan memanfaatkan angin untuk lepas landas dan mendarat tanpa menggunakan mesin. Meskipun menawarkan pengalaman yang menarik, banyak orang yang belum mengenalnya secara detail, termasuk lokasi dan peralatan yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal ini, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan komunitas paralayang Indonesia untuk membuat kampanye sosial dan media promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan olahraga paralayang kepada masyarakat lebih luas. Diperlukan perancangan media promosi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan menarik minat wisatawan untuk mencoba dan menikmati petualangan paralayang di Indonesia.

 

Latar Belakang:

 

Indonesia memiliki banyak lokasi indah dengan panorama alam yang menakjubkan, yang menciptakan berbagai kegiatan olahraga bertemakan alam, termasuk olahraga outbound seperti paralayang. Potensi alam Indonesia yang berbukit-bukit dan memiliki banyak pegunungan tinggi membuatnya sangat cocok untuk perkembangan olahraga paralayang. Namun, masih sedikit orang yang benar-benar mengenal olahraga ini, termasuk lokasi, waktu pelaksanaan, peralatan yang diperlukan, dan juga faktor keamanannya.

 

Rumusan Masalah:

 

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan kampanye sosial dan media promosi untuk memperkenalkan olahraga paralayang lebih luas kepada masyarakat. Perancangan media promosi ini mencakup promosi cetak seperti poster, leaflet, brosur, dan lainnya, serta pemilihan media promosi yang efektif dan efisien agar tepat sasaran.

 

Batasan Masalah:

 

Batasan masalahnya adalah pembuatan logo untuk Komunitas Paralayang Indonesia, desain kemasan, dan desain media promosi cetak seperti poster, flyer, brosur, dan lainnya. Perlu dipilih juga media promosi yang efektif dan efisien untuk mencapai target audiens dengan baik.

 

Metode Pengumpulan Data:

 

1. Metode kepustakaan: Data diperoleh melalui studi literatur dan pengutipan dari buku-buku yang relevan dengan topik ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam serta beragam pandangan dari berbagai penulis atau desainer lainnya.

 

2. Metode observasi: Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap target audiens yang akan menggunakan media yang dirancang serta penerima pesan yang akan menerima aplikasi dari perancangan ini.

 

KAJIAN TEORI:

 

1. Teori Komunikasi Massa: Komunikasi efektif terjadi ketika terjadi aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan, yang diharapkan menghasilkan efek tertentu sesuai dengan harapan kedua belah pihak.

 

2. Teori Informasi: Media promosi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan dan layanan suatu badan usaha kepada target pasar dan masyarakat luas, yang merupakan aspek penting dalam bisnis dan usaha.

 

3. Teori Desain Komunikasi Visual / Desain Grafis: Desain komunikasi visual mempelajari konsep dan kreativitas untuk menyampaikan pesan secara visual agar dapat diterima oleh sasaran. Prinsip-prinsip desain yang penting meliputi keseimbangan, tekanan, irama, dan kesatuan.

 

4. Teori Logo: Logo merupakan identitas visual yang mewakili sebuah perusahaan atau organisasi, dan harus mudah diingat serta mampu mengekspresikan spirit perusahaan. Proses desain logo meliputi mempelajari desain brief, riset, brainstorming, dan pembuatan sketsa kasar.

 

5. Teori Corporate Identity: Corporate identity adalah identitas perusahaan yang mencerminkan citra dan pesan yang ingin disampaikan kepada target pasar. Ini tidak hanya terbatas pada logo, tetapi juga meliputi pemilihan nama dan implementasi identitas perusahaan melalui berbagai media.

 

Tujuan dan Manfaat Perancangan:

 

Tujuan perancangan kemasan dan media promosi adalah untuk menginspirasi masyarakat untuk mengenal dan menyukai olahraga paralayang, memberikan identitas yang sesuai dengan segmentasi pasar, dan membangun citra olahraga paralayang melalui berbagai media. Manfaatnya adalah untuk memberikan informasi yang baik kepada target audiens, mempromosikan olahraga paralayang secara efektif, dan memberikan kepuasan kepada penggemar olahraga tersebut melalui desain yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan.

 

Teori Warna:

Warna merupakan cara untuk menyampaikan informasi penting kepada konsumen, memicu respon spesifik dalam otak, dan dapat mengaktifkan pikiran, memori, dan persepsi tertentu. Warna dapat dibagi menjadi dua golongan: dingin dan panas, yang masing-masing memberikan kesan yang berbeda.

 

Teori Tipografi:

Tipografi adalah ilmu memilih dan menata huruf untuk menciptakan kesan tertentu agar pembaca dapat membaca dengan nyaman. Tahapan dalam mempelajari tipografi meliputi pemahaman anatomi huruf dan aspek-aspek seperti kerning, leading, warna huruf, dan lebar paragraf.

 

Teori Media:

Media merupakan jembatan atau penyampai pesan kepada target pasar dengan cara yang praktis. Media memudahkan komunikasi antara badan usaha dengan target pasarnya.

 

Teori Fotografi Iklan:

Penggunaan foto dalam media promosi penting untuk menampilkan produk atau pelayanan kepada masyarakat. Meskipun seringkali foto lebih menarik daripada kenyataannya, penggunaan foto dapat menarik perhatian masyarakat.

 

 

 

Teori Gestalt:

Teori Gestalt menyatakan bahwa seseorang cenderung mengelompokkan apa yang dilihatnya menjadi kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Ini memiliki dampak besar dalam desain grafis untuk menciptakan tampilan visual yang efektif.

 

Desain Komunikasi Visual:

Desain Komunikasi Visual merupakan ilmu seni visual yang tidak terlepas dari ilmu psikologi. Psikologi persepsi, khususnya teori Gestalt, sangat berpengaruh dalam menciptakan tampilan visual yang cerdas dan efektif, karena manusia cenderung mengelompokkan informasi menjadi kesatuan yang kohesif berdasarkan pola dan hubungan.

 

C. ASPEK KOMUNIKASI VISUAL DAN ESTETIKA PADA KARYA DESAIN GRAFIS BERGAYA GLITCH ART

 

Penelitian ini menggali pengaruh gaya glitch art pada desain grafis dengan pendekatan posstrukturalisme dan menganalisis aspek estetika dan komunikasi visual dengan pendekatan teori desain komunikasi visual. Metode kualitatif deskriptif digunakan dengan pengumpulan data melalui purposive sampling, observasi, dan studi literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa glitch art membuka kreativitas tanpa batasan aturan, aspek komunikasi dapat diinterpretasi melalui simbol-simbol, dan aspek estetika harus dipandang tanpa batasan aturan visualisasi.

 

ini, teknologi telah mengubah cara pandang dan produksi karya seni, serta menyediakan medium untuk menyampaikan gagasan seorang seniman kepada publik, tidak hanya dalam dimensi dua atau tiga, tetapi juga dalam bentuk audio visual. Pada tahun 1935, Len Lye menciptakan "film A Colour Box" menggunakan piranti elektronik yang menampilkan visual rusak akibat tarikan medan magnet pada monitor televisi. Visual tersebut menjadi awal munculnya glitch art, sebuah karya seni visual yang menampilkan kesalahan pada media digital atau analog untuk menciptakan kesan estetik.

Glitch art mempengaruhi banyak seniman dan desainer dalam satu dekade terakhir, tidak hanya dalam seni dua dimensi tetapi juga seni audio visual. Dalam era seni kontemporer, teknologi menjadi bagian integral dari proses seni, memungkinkan kreasi tanpa batasan aturan tradisional dan menafsirkan konteks sosial budaya lokal sebagai konteks seni.

 

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh gaya glitch art pada karya desain grafis dengan menggunakan pendekatan posstrukturalisme. Hal ini dilakukan dengan mengkaji bagaimana gaya glitch art menciptakan visualisasi yang unik melalui efek rusak atau salah, serta bagaimana karya desain grafis glitch art dapat menggambarkan dekonstruksi atas aturan praktik berkarya yang konvensional.

 

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui aspek estetika dan komunikasi visual pada desain grafis glitch art dengan pendekatan teori desain komunikasi visual. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana desain grafis glitch art mampu mengekspresikan gagasan dan membangun komunikasi visual yang efektif melalui penggunaan ilustrasi, huruf, warna, dan komposisi yang terpengaruh oleh efek glitch.

 

Dengan demikian, tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendalami pemahaman tentang glitch art sebagai genre dalam seni rupa dan desain grafis, serta menggali berbagai aspek estetika dan komunikasi visual yang terkandung dalam karya desain grafis glitch art. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan seni kontemporer, serta memperkaya pemahaman tentang peran desain grafis dalam konteks seni rupa kontemporer.

 

Penelitian ini menggunakan pendekatan postrukturalisme untuk memahami glitch art dalam konteks seni rupa dan desain grafis. Posstrukturalisme merupakan pandangan yang muncul sebagai dekonstruksi dari strukturalisme, yang menekankan pada peristiwa, dinamika, dan proses daripada struktur yang statis. Jacques Derrida adalah salah satu tokoh sentral pemikiran posstrukturalisme yang menentang pandangan strukturalisme yang dianggap membatasi kreativitas.

 

Untuk menganalisis aspek komunikasi visual dan estetika pada karya desain glitch art, digunakan teori desain komunikasi visual yang dijelaskan oleh Sumbo Tinarbuko. Desain komunikasi visual mempelajari konsep komunikasi dan ekspresi kreatif melalui penggunaan elemen desain grafis seperti gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout.

 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui purposive sampling, observasi, dan studi literatur. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan pendekatan teori posstrukturalisme dan teori desain komunikasi visual. Validitas sumber data dipastikan melalui triangulasi data yang menggabungkan data dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, buku, dan sumber di website.

 

Glitch art merupakan genre seni visual yang menampilkan efek eror atau rusak pada media digital atau analog untuk menciptakan kesan estetik. Para seniman glitch art menciptakan efek glitch melalui distorsi dan kerusakan gambar dengan menggunakan software pengolah foto atau melalui manipulasi perangkat elektronik. Gaya glitch art telah mempengaruhi seniman dan desainer grafis dalam menciptakan karya dengan visual yang dinamis dan tidak teratur, serta memberikan nafas baru pada bidang desain grafis. Salah satu seniman glitch art yang terkenal adalah Jamie Fenton dan Raul Zaritsky dengan karya "Digital TV Dinner" pada tahun 1978.

 

Glitch art menampilkan estetika seni melalui efek gangguan visual yang mencakup gambar yang terdistorsi, text yang tidak teratur, dan susunan warna yang rusak. Efek glitch dapat dihasilkan melalui manipulasi data pada file digital atau melalui penggunaan software pengolah foto. Glitch art menggambarkan sebuah gambar dengan kerusakan garis, warna, dan bentuk yang dapat diakibatkan oleh kesengajaan atau kegagalan dalam perangkat digital atau analog. Salah satu klasifikasi glitch art berdasarkan proses pembentukannya adalah data manipulation, yaitu teknik yang menghasilkan efek glitch karena hilangnya beberapa data selama proses kompresi file.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

tugas kajian

Analisis Semiotika Pada Logo Wonderful Indonesia

mereview 20 journal berbagai poster